Saturday, September 25, 2010

Undian Hadiah Telkom (Katanya...)

Siang tadi, sekitar pukul 11.45, saya dapat telpon dari orang yang mengaku sebagai petugas Telkom cabang Plumpung Jakarta. Dengan masih setengah sadar karena telpon tersebut membangunkan tidur siang saya, saya bertanya ada apa?
Kemudian dia bilang "semalam Telkom melakukan undian dan nomor telpon ibu menjadi salah satu nomor yang beruntung terpilih untuk mendapat TV merk T****a, disamping itu, dapat juga bantuan kredit Rp 15 jt untuk mendirikan usaha, yang disponsori oleh salah satu Bank di Indonesia. Untuk bisa mengambil hadiahnya, ibu harus datang ke kantor Telkom cabang Gatot Subroto hari ini juga dengan melakukan konfirmasi sebelumnya via telpon". Saya lihat jam, ternyata sudah hampir jam 12 siang. Saya bilang aja..."Sekarang? Bukannya udah tutup, mas?" Lalu dia bilang "...belum, bu...".

Hmm...kayaknya ada yang aneh dari awal. Dan insting saya mengatakan untuk gak percaya sama si penelpon ini. Tapi tanpa memberikan informasi apapun dan meminta informasi lebih lanjut, saya pun menyudahi pembicaraan telpon itu dengan bilang bahwa saya nanti akan hub kantor Telkom Gatot Subroto, dan gak lupa juga bilang terimakasih.
Begitu telpon saya tutup, saya cari info ttg adanya undian hadiah dari Telkom. Info yang saya dapat sbb :
  1. Memang benar bbrp bulan kmrn ada undian dari Telkom Flexi, tapi pemilik nomor telpon terlebih dulu harus melakukan pendaftaran nomor telpon Telkom/Flexi untuk bisa ikut undian tersebut. Faktanya, kami tidak pernah melakukan pendaftaran no telpon rumah kami, kok.
  2. Ada artikel di internet yang ceritanya sama seperti yang kami alami. Kejadiannya menimpa salah seorang masyarakat di Bengkulu. Dan setelah di cek ke Telkom, mereka menyatakan bahwa Telkom saat ini sedang tidak mengadakan undian berhadiah.

Karena dari awal kami sudah tidak percaya dengan orang yang menelpon kami tersebut, disamping sekarang ini banyak banget modus penipuan yang berkedok pemberian hadian, jadi kami lanjutkan lagi tidur siang kami...

Wednesday, September 22, 2010

Nonton TV, perlukah…?

"Tadi pagi dalam perjalanan menuju kantor, saya mendengarkan acara yang disiarkan di salah satu radio di Jakarta, mengenai manfaat dongeng bagi pertumbuhan anak"


Sayangnya saya tidak mendengar acara tersebut dari awal. Tapi saya sempat dengar bahwa ada pengalaman seorang ibu yang anaknya menjadi autis karena terlalu banyak nonton TV, terbawa oleh pengasuhnya yang juga suka nonton TV sambil mengasuh si anak.

Saya jadi shock juga. Sebegitu besarkah pengaruh TV buat anak? Akhirnya saya browsing di internet dan menemukan satu artikel bagus dari mommygadget.

Tadinya saya pikir efek negatif dari TV hanya adanya radiasi yang disebabkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari TV tersebut, dan adanya program-program TV yang kurang bermutu yang kurang mendidik untuk anak. Sehingga untuk anak, saya berikan dia tontonan anak-anak yang cukup mendidik. Tapi ternyata tidak hanya itu … Ada hal lainnya yang mulai jadi pertimbangan saya untuk mematikan TV dirumah saat sedang bersama dengan anak saya yang saat ini berusia hampir 10 bulan dan mulai tertarik dengan beberapa iklan di TV …
Sebagaimana yang disebutkan dalam artikel di atas dan dari siaran radio yang saya dengar tadi pagi, selain gelombang elektromagnetik yang dipancarkan TV dan akan merusak mata anak, ternyata ada hal lainnya yang bisa menjadi pertimbangan kita untuk mematikan TV...
  • Menonton TV tidak melatih anak mengembangkan kemampuan visualnya. Karena saat menonton TV, mata anak nyaris tidak bergerak akibat gambar-gambar TV yang bergerak dan berubah secara cepat dan menyebabkan otak pikir (otak pikir = otak kanan, yaitu otak yang merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. RED) tidak mempunyai cukup waktu untuk memproses image dan mencerna apa yang dilihatnya. Padahal otak pikir memerlukan waktu 5-6 detik untuk memproses gambar setelah mendapatkan stimulus. Dibandingkan dengan membaca buku, mata anak bergerak membaca tulisan, baik ke kiri maupun ke kanan. Dan anak juga memiliki waktu yang cukup untuk mencerna setiap tulisan.
  • Menonton TV menyebabkan daya kreativitas anak menjadi berkurang, karena TV sudah menyuguhkan visual (gambar) dan audio (suara). Hal ini membuat anak tidak perlu repot lagi berfikir dan berimajinasi, sehingga ada bagian tertentu di otak pikir yang kurang distimulasi dan dilatih untuk menciptakan gambaran (yang merupakan fondasi dari angan-angan, intuisi, inspirasi, dan imajinasi). Dibandingkan dengan membaca buku yang tidak banyak gambarnya, anak-anak akan lebih dilatih untuk mengembangkan imajinasi mereka atas setiap kalimat yang telah mereka baca. Kalau dipikir-pikir lagi, ada benarnya juga. Saya jadi ingat pernah merasa kecewa pada saat menonton Harry Potter dan the Davinci Code karena gambaran film tersebut dalam imajinasi saya pada saat saya membaca novelnya, lebih dari yang disajikan di film-nya.
  • Membacakan dongeng sebelum tidur kepada anak-anak kita, adalah saat yang sangat baik untuk menjalin interaksi dan komunikasi dengan mereka. Apalagi kalau kita sudah sibuk seharian bekerja di kantor. Tidak hanya untuk anak-anak kita, kita juga jadi bisa melepaskan stress. Malam hari adalah saat dimana otak anak dapat menyerap dengan maksimal. Jadi sebaiknya, dongeng atau cerita yang kita pilih adalah yang memiliki nilai moral yang baik, sehingga anak kita juga bisa belajar dari ceritanya. Tidak ada salahnya juga membacakan dongeng yang sama berulang-ulang, selama sang anak belum bosan tentunya. Hal ini bisa membuat anak ingat ceritanya, dan lama-lama bisa gantian mereka yang bercerita kepada kita. Coba juga untuk mengarang cerita dan memancing mereka untuk melanjutkan cerita kita. Disamping bisa melatih kreativitas kita, juga akan melatih kreativitas anak kita. Kalau anak kita sudah mulai bisa membaca sendiri, ajar mereka untuk membaca sendiri. Namun tetap kita dampingi di awalnya, untuk membantu mereka jika mengalami kesulitan dan memperkenalkan kosakata baru.
So, what do you think?

Saturday, July 24, 2010

Jadi Agen MLM...

"Selamat siang, bu...nama saya A. Saya mau menawarkan produk perawatan kulit dan kecantikan XYZ. Silahkan lihat bookletnya..."
Itu sekedar gambaran contoh marketer yang ok... (But not me... :-p)

Sudah seminggu ini, saya lagi mencoba peruntungan saya menjadi agen MLM salah satu produk perawatan dan kecantikan kulit dari Swedia yang namanya cukup terkenal...(I guess so).

Awalnya sih karena saya pengguna langsung  produk tersebut. Tapi terkadang agen yang ada di kantor saya mood2-an dalam menawarkan produk (hmmm...sudah 2 rekan kantor saya yang jadi agen) . Kadang jualan, kadang gak...sementara stok di rumah saya sudah habis, dan biasanya, kalau pesan dari mereka, saya harus menunggu beberapa hari. Pikir-pikir, kenapa saya gak ikut jadi member aja? Toh, saya jadi bisa dapetin barang kapan pun saya mau, dengan harga dibawah harga booklet yang mereka tawarkan...

Okay, akhirnya hari sabtu pagi kemarin kami pun berkelana ke daerah jakarta selatan untuk ke outlet produk tersebut. Sampai disana kami sempat bingung mau kemana dan bagaimana prosedurnya. Lalu saya mendatangi security-nya. Dia mengarahkan saya kepada seorang mbak-mbak yang sudah lebih dulu menjadi agen produk tersebut, yang kemudian menjadi sponsor saya.

Setelah perkenalan awal dan penjelasan ttg mekanisme MLM ini, sayapun resmi menjadi agen produk tersebut.Saya yang semula hanya ingin jadi agen supaya bisa cepat membeli produk yang saya inginkan, jadi tertarik untuk ikut menjalankan bisnis tersebut. Hummm ...kayaknya gampang deh... Apalagi dengan iming-iming bonus "...kalau kamu bisa mencapai point sekian dalam bulan ini, kamu bisa dapet free product bla...bla...bla...".

Saya pulang dari tempat itu dengan membawa berbagai strategi di kepala saya...dan 'korban-korban' yang jadi taget saya (istilahnya serem amat, sih Mell).

Berhubung ga pinter jualan, 'korban' pertama saya tak lain dan tak bukan adalah suami saya...hehehe...
"Papap jadi downline bunda ya...ntar papap tawarin temen2 kantor papap". Yang dituju hanya menjawab "iya...iya...".

Tapi emang jiwa saya ga jiwa 'marketer' banget...jadilah kurang gencar buat hunting2 pembeli. Dan booklet produk tetap nyungsep dalam tas, tanpa pernah dikeluarin...

Yahhh...ternyata it's not as simple as what i thought before...

Friday, July 23, 2010

Petualangan Bajaj

"Beberapa hari ini berasa penat banget di kantor, kayaknya perlu hiburan nih"

Akhirnya saya dan 2 teman mutusin buat lunch di luar area kantor. Hufff...lumayan buat hiburan. Target kami siang itu adalah makan di salah satu warung (apa mini-resto, ya??) Bakmi. Berhubung dekat, kami putuskan untuk naik bajaj aja.

Salah seorang teman seperti biasa sebelum naik bajaj, bayar dulu sama abang bajaj. Alasannya sih, supaya ga usah buang-buang energi lagi untuk bargaining tarif. Hummm...bener juga sih, jangan sampe lunch time kita terbuang cuman untuk perang urat sama tukang bajaj... Trus, si abang bajajnya terima duitnya tanpa banyak ngomong lagi.

Tapi oalaaahhh...pas kita naik bajaj itu, si abang bajaj mulai menggila. Main terobos di setiap persimpangan dan berkali-kali ada di posisi 'terlalu-deket' sama kendaraan lain...Hmpphhh...jangan-jangan kita kurang ngasi duit nih? Hehehe...

Tapi, emang brutal aja tuh tukang bajaj...ga inget kali ya, kalo nyawanya tuh cuman 1 (gak 7 kayak kucing...hehehe, ini mitos yang mesti dicari kebenarannya). Trus, bajaj kan bodynya cuman lempengan seng kali ya? Udh mirip kaleng aja...yang kalo diseruduk, bakalan ringsek sampe ke dalam2nya...huuuuhhh...beruntung perjalanan kami (yang cuman berdurasi 5 menit itu) berakhir dengan selamat...dan kalian bisa baca postingan ini... THANK GOD!

Pelajaran berharga hari ini : kalo mau naik bajaj, bayarnya belakangan aja yaaa? Hehehe

#have a nice day! Jangan kapok naik bajaj, ya...#


Thursday, July 8, 2010

About Breastfeeding

Ada beberapa hal tentang menyusui yang mau saya share berdasarkan pengalaman...

  1. Kadang ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan, dan baru keluar dua atau tiga hari setelahnya. Hal ini terkadang mempengaruhi psikologis ibu, sehingga mulai memberikan susu fomula untuk bayinya. Faktanya, bayi dapat bertahan hidup selama itu tanpa ASI, kok...Tapi meskipun ASI belum keluar, ibu harus tetap menyusui bayinya ya... hal ini penting untuk merangsang supaya ASI keluar.
  2. Di bulan-bulan awal, dimana bayi belum terlalu banyak mengkonsumsi ASI, kita bisa lho menyimpan ASI kita... Jadi, bayi tetap bisa minum ASI saat kita sedang di kantor. ASI perahan dapat disimpan dalam botol kaca atau botol susu yang telah disterilkan sebelumnya. Jangan lupa diberi label yang berisikan volume, tanggal, dan jam. Tujuannya supaya gak tertukar dengan stock yang lama. ASI perahan yang disimpan di freezer dapat bertahan sekitar 3 bulan. Sementara yang disimpan di lemari pendingin bisa bertahan 2-3 hari, sedangkan yang disimpan dalam suhu ruangan bisa bertahan sekitar 6 jam. Tapi kalau ASI sudah berbau basi, ya dibuang aja (jangan berpikir untuk dibikin youghurt ya... hehehe).
  3. Waktu usia bayi kita semakin bertambah, kebutuhan ASInya pun makin tinggi... sementara kemampuan produksi terkadang naik turun (tergantung aktivitas kita juga, sih...kalo aktivitas menguras tenaga, ASI yang dihasilkan juga menurun. Juga tergantung pada makanan dan minuman yang kita konsumsi). Suatu hari saya minta dokter kami untuk memberikan resep obat perangsang ASI... tapi jawabannya cukup membuka pikiran saya. Dia bilang, "...buat apa perangsang ASI kalau kita ga makan dan minum yang benar... apa yang mau dirangsang?...". Oalaaahhh..bener juga...selama ini, saya selalu ngandelin perangsang ASI kalau 'stock' lagi down...tanpa memperhatikan pola makan dan minum saya.
  4. Pada saat menyusui, dokter kami menyarankan untuk mengelus-elus sang bayi, sehingga bayi merasa nyaman dan mengisap dengan benar, sehingga ASI yang keuar bisa lebih banyak.
Dear Moms and Moms to be... feel free to commenting this post, ya...

Bilirubin Bayi

Kedatangan baby kami ke dunia adalah moment yang sangat indah. Kayaknya ga pengen deh terpisah biarpun cuman sedetik. Sayang waktu test bilirubinnya, ternyata tingkat bilirubin anak kami waktu itu ada di atas normal, sehingga harus di blue light. Anak kami harus masuk dlm inkubator dan disinar (blue light) untuk 24 jam pertama, untuk kemudian ditest lg apakah kadar bilirubinnya sudah turun. Saat kami datang menegok bayi kami di ruang perawatan, cukup membuat mata saya berkaca2. Sedih banget liat bayi mungil kami yg baru berusia 1 hari disinar sendirian. Dia pasti takut...

Kami cari info ttg makhluk apa sih, bilirubin itu...dari dokter anak, dokter kandungan, suster jaga, internet...


Intinya, kadar bilirubin yg tinggi itu bisa disebabkan oleh belum matangnya hati sang baby atau bisa jg dari ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. Penyebab kedua inilah yang kami alami.

Menurut suster jaga yang ada disitu, ibu2 disaat mengandung disarankan untuk jalan2 dibawah matahari sebelum jam 9 pagi. Sayangnya info ini tidak saya dapat saat saya mengandung...


Akhirnya setelah 3 hari disinar, anak kami bisa dibawa pulang... Dengan catatan : harus terus dijemur di matahari pagi dengan mata ditutup (soalnya matahari bisa berpotensi merusak retina mata baby kita), dan pemberian ASI sebanyak2nya.


Untuk cek apakah sang baby masih kuning atau tidak, dokter mengajarkan untuk lihat dari telapak kakinya. Tekan telapak kakinya dengan jari, apakah sudah tidak berwarna kuning lagi. Disamping itu juga bisa dilihat dari matanya, apakah berwarna kekuningan atau tidak.

Normalnya, seiring dengan pertambahan usia sang baby, maka kadar bilirubinnya pun berangsur normal.


Untuk referensi dan bacaan lebih lanjut, klik http://bidanku.com/index.php?/Bayi-Kuning-Kenali-dan-Waspadai.

Friday, February 26, 2010

Facebook oh Facebook

Sekarang lagi banyak pro dan kontra manfaat facebook. Apalagi dengan maraknya penculikan/hilangnya anak gadis orang 'karena' facebook.
Ada anak gadis yg diberitakan kabur (ato diculik, ya?) dari rumah bersama teman laki-lakinya yang baru dia kenal di facebook. Terus, bermunculan lah berita sejenis yang semakin memojokkan situs jejaring sosial itu.

Padahal menurut saya sih, facebook bermanfaat banget. Bisa 'mempertemukan' saya dengan teman-teman lama saya.

Suatu hari, saya surprise banget krn seorang teman SD saya meng-add saya sebagai temannya... Dari dia, kemudian saya 'ketemu' lagi sama teman2 SD yang lain... seru banget!

Sayang banget kalo sampe Facebook ilang.

Intinya, apapun itu, akan tergantung oleh penggunanya.

Semoga Facebook bisa tetap ada...

*curhatan di suatu malam sebelum bobo*