Saturday, July 24, 2010

Jadi Agen MLM...

"Selamat siang, bu...nama saya A. Saya mau menawarkan produk perawatan kulit dan kecantikan XYZ. Silahkan lihat bookletnya..."
Itu sekedar gambaran contoh marketer yang ok... (But not me... :-p)

Sudah seminggu ini, saya lagi mencoba peruntungan saya menjadi agen MLM salah satu produk perawatan dan kecantikan kulit dari Swedia yang namanya cukup terkenal...(I guess so).

Awalnya sih karena saya pengguna langsung  produk tersebut. Tapi terkadang agen yang ada di kantor saya mood2-an dalam menawarkan produk (hmmm...sudah 2 rekan kantor saya yang jadi agen) . Kadang jualan, kadang gak...sementara stok di rumah saya sudah habis, dan biasanya, kalau pesan dari mereka, saya harus menunggu beberapa hari. Pikir-pikir, kenapa saya gak ikut jadi member aja? Toh, saya jadi bisa dapetin barang kapan pun saya mau, dengan harga dibawah harga booklet yang mereka tawarkan...

Okay, akhirnya hari sabtu pagi kemarin kami pun berkelana ke daerah jakarta selatan untuk ke outlet produk tersebut. Sampai disana kami sempat bingung mau kemana dan bagaimana prosedurnya. Lalu saya mendatangi security-nya. Dia mengarahkan saya kepada seorang mbak-mbak yang sudah lebih dulu menjadi agen produk tersebut, yang kemudian menjadi sponsor saya.

Setelah perkenalan awal dan penjelasan ttg mekanisme MLM ini, sayapun resmi menjadi agen produk tersebut.Saya yang semula hanya ingin jadi agen supaya bisa cepat membeli produk yang saya inginkan, jadi tertarik untuk ikut menjalankan bisnis tersebut. Hummm ...kayaknya gampang deh... Apalagi dengan iming-iming bonus "...kalau kamu bisa mencapai point sekian dalam bulan ini, kamu bisa dapet free product bla...bla...bla...".

Saya pulang dari tempat itu dengan membawa berbagai strategi di kepala saya...dan 'korban-korban' yang jadi taget saya (istilahnya serem amat, sih Mell).

Berhubung ga pinter jualan, 'korban' pertama saya tak lain dan tak bukan adalah suami saya...hehehe...
"Papap jadi downline bunda ya...ntar papap tawarin temen2 kantor papap". Yang dituju hanya menjawab "iya...iya...".

Tapi emang jiwa saya ga jiwa 'marketer' banget...jadilah kurang gencar buat hunting2 pembeli. Dan booklet produk tetap nyungsep dalam tas, tanpa pernah dikeluarin...

Yahhh...ternyata it's not as simple as what i thought before...

Friday, July 23, 2010

Petualangan Bajaj

"Beberapa hari ini berasa penat banget di kantor, kayaknya perlu hiburan nih"

Akhirnya saya dan 2 teman mutusin buat lunch di luar area kantor. Hufff...lumayan buat hiburan. Target kami siang itu adalah makan di salah satu warung (apa mini-resto, ya??) Bakmi. Berhubung dekat, kami putuskan untuk naik bajaj aja.

Salah seorang teman seperti biasa sebelum naik bajaj, bayar dulu sama abang bajaj. Alasannya sih, supaya ga usah buang-buang energi lagi untuk bargaining tarif. Hummm...bener juga sih, jangan sampe lunch time kita terbuang cuman untuk perang urat sama tukang bajaj... Trus, si abang bajajnya terima duitnya tanpa banyak ngomong lagi.

Tapi oalaaahhh...pas kita naik bajaj itu, si abang bajaj mulai menggila. Main terobos di setiap persimpangan dan berkali-kali ada di posisi 'terlalu-deket' sama kendaraan lain...Hmpphhh...jangan-jangan kita kurang ngasi duit nih? Hehehe...

Tapi, emang brutal aja tuh tukang bajaj...ga inget kali ya, kalo nyawanya tuh cuman 1 (gak 7 kayak kucing...hehehe, ini mitos yang mesti dicari kebenarannya). Trus, bajaj kan bodynya cuman lempengan seng kali ya? Udh mirip kaleng aja...yang kalo diseruduk, bakalan ringsek sampe ke dalam2nya...huuuuhhh...beruntung perjalanan kami (yang cuman berdurasi 5 menit itu) berakhir dengan selamat...dan kalian bisa baca postingan ini... THANK GOD!

Pelajaran berharga hari ini : kalo mau naik bajaj, bayarnya belakangan aja yaaa? Hehehe

#have a nice day! Jangan kapok naik bajaj, ya...#


Thursday, July 8, 2010

About Breastfeeding

Ada beberapa hal tentang menyusui yang mau saya share berdasarkan pengalaman...

  1. Kadang ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan, dan baru keluar dua atau tiga hari setelahnya. Hal ini terkadang mempengaruhi psikologis ibu, sehingga mulai memberikan susu fomula untuk bayinya. Faktanya, bayi dapat bertahan hidup selama itu tanpa ASI, kok...Tapi meskipun ASI belum keluar, ibu harus tetap menyusui bayinya ya... hal ini penting untuk merangsang supaya ASI keluar.
  2. Di bulan-bulan awal, dimana bayi belum terlalu banyak mengkonsumsi ASI, kita bisa lho menyimpan ASI kita... Jadi, bayi tetap bisa minum ASI saat kita sedang di kantor. ASI perahan dapat disimpan dalam botol kaca atau botol susu yang telah disterilkan sebelumnya. Jangan lupa diberi label yang berisikan volume, tanggal, dan jam. Tujuannya supaya gak tertukar dengan stock yang lama. ASI perahan yang disimpan di freezer dapat bertahan sekitar 3 bulan. Sementara yang disimpan di lemari pendingin bisa bertahan 2-3 hari, sedangkan yang disimpan dalam suhu ruangan bisa bertahan sekitar 6 jam. Tapi kalau ASI sudah berbau basi, ya dibuang aja (jangan berpikir untuk dibikin youghurt ya... hehehe).
  3. Waktu usia bayi kita semakin bertambah, kebutuhan ASInya pun makin tinggi... sementara kemampuan produksi terkadang naik turun (tergantung aktivitas kita juga, sih...kalo aktivitas menguras tenaga, ASI yang dihasilkan juga menurun. Juga tergantung pada makanan dan minuman yang kita konsumsi). Suatu hari saya minta dokter kami untuk memberikan resep obat perangsang ASI... tapi jawabannya cukup membuka pikiran saya. Dia bilang, "...buat apa perangsang ASI kalau kita ga makan dan minum yang benar... apa yang mau dirangsang?...". Oalaaahhh..bener juga...selama ini, saya selalu ngandelin perangsang ASI kalau 'stock' lagi down...tanpa memperhatikan pola makan dan minum saya.
  4. Pada saat menyusui, dokter kami menyarankan untuk mengelus-elus sang bayi, sehingga bayi merasa nyaman dan mengisap dengan benar, sehingga ASI yang keuar bisa lebih banyak.
Dear Moms and Moms to be... feel free to commenting this post, ya...

Bilirubin Bayi

Kedatangan baby kami ke dunia adalah moment yang sangat indah. Kayaknya ga pengen deh terpisah biarpun cuman sedetik. Sayang waktu test bilirubinnya, ternyata tingkat bilirubin anak kami waktu itu ada di atas normal, sehingga harus di blue light. Anak kami harus masuk dlm inkubator dan disinar (blue light) untuk 24 jam pertama, untuk kemudian ditest lg apakah kadar bilirubinnya sudah turun. Saat kami datang menegok bayi kami di ruang perawatan, cukup membuat mata saya berkaca2. Sedih banget liat bayi mungil kami yg baru berusia 1 hari disinar sendirian. Dia pasti takut...

Kami cari info ttg makhluk apa sih, bilirubin itu...dari dokter anak, dokter kandungan, suster jaga, internet...


Intinya, kadar bilirubin yg tinggi itu bisa disebabkan oleh belum matangnya hati sang baby atau bisa jg dari ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. Penyebab kedua inilah yang kami alami.

Menurut suster jaga yang ada disitu, ibu2 disaat mengandung disarankan untuk jalan2 dibawah matahari sebelum jam 9 pagi. Sayangnya info ini tidak saya dapat saat saya mengandung...


Akhirnya setelah 3 hari disinar, anak kami bisa dibawa pulang... Dengan catatan : harus terus dijemur di matahari pagi dengan mata ditutup (soalnya matahari bisa berpotensi merusak retina mata baby kita), dan pemberian ASI sebanyak2nya.


Untuk cek apakah sang baby masih kuning atau tidak, dokter mengajarkan untuk lihat dari telapak kakinya. Tekan telapak kakinya dengan jari, apakah sudah tidak berwarna kuning lagi. Disamping itu juga bisa dilihat dari matanya, apakah berwarna kekuningan atau tidak.

Normalnya, seiring dengan pertambahan usia sang baby, maka kadar bilirubinnya pun berangsur normal.


Untuk referensi dan bacaan lebih lanjut, klik http://bidanku.com/index.php?/Bayi-Kuning-Kenali-dan-Waspadai.