Friday, April 1, 2011

PERSIAPKAN DANA PENDIDIKAN ANAK SEDINI MUNGKIN

Sha 16 mos
Sekarang, Sha sudah hampir memasuki usia pendidikan dininya, dan kemudian masuk ke pendidikan formal SD-SMP-SMA-Kuliah. Kalau dipikir-pikir, memang masih jauh, sih. But guess what? Setelah saya hitung-hitung semua biaya pendidikan mulai dari Play Group (PG) s.d S2, ternyata it is a very large number. Gak mau deh, nunggu sampai waktunya tiba untuk kemudian berpusing-pusing ria mengumpulkan uang untuk sekolah anak kami. We want to be the smart parent (ceilee)…

Okay… Tahap pertama : IDENTIFIKASI BIAYA PENDIDIKAN ANAK MULAI DARI PG s.d S2 (terinspirasi dari website qmfinancial)
Such a huge amount kan… #lap kening#. Tapi orangtua saya selalu mengajarkan, jangan sampai saat tiba waktunya membayar biaya pendidikan menjadi bencana buat kita. Jadi mesti dipersiapkan sedini mungkin.

Tahap kedua : IDENTIFIKASI ALTERNATIF-ALTERNATIF INVESTASI UNTUK DANA PENDIDIKAN ANAK

Berdasarkan alternatif-alternatif yang ada, maka penempatan dana dapat dilakukan sbb :

1. Untuk kebutuhan dana kurang dari 10 tahun, ditempatkan sbb :
     - Tabungan Bank
     - Deposito
     - Asuransi Pendidikan

2. Untuk kebutuhan dana diatas 10 tahun, ditempatkan sbb :
    - Gold
    - Reksadana
    - Tanah
    - Asuransi Pendidikan

3. Kebutuhan asuransi jiwa, wajib untuk kepala keluarga yang memiliki tanggungan

Jadi, yuk kita siapkan dana pendidikan untuk anak-anak kita sedini mungkin. Karena kita gak akan pernah tau apa yang akan terjadi nanti...

Bakso Rudal Jl. Anggrek

Waktu weekend kemarin, kami bertiga berangkat ke bandung. Dari rumah, saya sudah berniat, pokoknya mesti mampir ke tempat makan bakso favorit saya di bandung, zaman kuliah dulu. Namanya Bakso Rudal Anggrek. Dia terletak di jln Anggrek. Masuk lewat jalan supratman. Kalau dari pintu tol pasteur, lurus terus, naik flyover pasupati sampai jalan surapati. Sampai lampu merah gasibu, belok kanan, lalu belok kiri lagi. Lurus terus sampai jalan Supratman. Selanjutnya bisa ikuti peta berikut (source: google map). Semoga bisa membantu ya …


Meskipun cuma beratapkan tenda, tapi tempat ini ramai dikunjungi orang-orang.

Walaupun hujan dan macet, semangat kami gak padam, demi mengejar 1 mangkok bakso anggrek (hmmm… 2 mangkok, sih lebih tepatnya!!).

Sampai sana, usaha kami gak sia-sia. Rasa baksonya masih tetap yummy. Bakso besarnya ada 2 macem : daging dan daging-telor. Dua-duanya enak.

Harganya Rp. 10.500 per mangkok.

So, kalo main-main ke Bandung, jangan lupa mampir ke sini ya…

Tuesday, March 29, 2011

Vaksin MMR, is that okay?

Sha 16 mos


Akhirnya setelah sha pulih dari pileknya, kami bawa sha untuk diberi vaksin influensa tadi malam.

Dokter sempat menawarkan pada kami “mau divaksin MMR, gak?”. Saya sempat berpikir, dan ingat beberapa artikel dan cerita teman-teman tentang efek pemberian vaksin itu pada anak : AUTISME.

Dokter sepertinya sih tahu apa yang melayang-layang dalam pikiran kami. Dia lalu menjelaskan bahwa jika setelah anak diberi vaksin MMR dan mengalami autisme, jangan salahkan vaksinnya. Karena, there is nothing to do with the vaccine. Kembali lagi, yang salah adalah gaya hidup kita. Jika orangtua tidak memperhatikan anaknya, sibuk sendiri, dan anak pun lebih suka main sendiri dengan caranya sendiri, maka kemungkinan besar dia akan menjadi autis. Kejadian ini lebih sering menimpa anak-anak yang dijaga oleh pembantu atau babysitternya. Pembantu/BS asik nonton sinetron, dan anak juga asik main sendiri.

Setelah dijelaskan demikian, kami pun jadi tenang begitu dokter menjadwalkan pemberian vaksin berikutnya adalah vaksin MMR.

Untuk lebih mengenal apa itu vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella), silahkan klik disini.

Atasi Pilek Secara Alami

Sha 16 mos


Sempat lebih dari 1 bulan Sha kena pilek dan batuk. Gak full 1 bulan juga sih. Sempat sembuh, tapi sekitar 1 atau 2 minggu kemudian pilek lagi. Tapi saat pilek kedua menyerang, kami tidak lagi memberi Sha obat. Soalnya kami pikir bahwa pilek itu menyerang daya tahan tubuh. Artinya, obat yang paling ampuh adalah banyak-banyak berdoa dan istirahat. Dan juga, kasian banget Sha kalo dikasih terlalu banyak obat-obat kimia.

Setelah browsing di internet dan membaca majalah-majalah tentang parenting, kami dapat info tentang obat alami untuk memulihkan pilek : JAHE & MADU. Lalu, saya coba buat di rumah. Sekalian dbuat banyak aja. Soalnya korban pilek di rumah semakin bertambah, nih… wewww… mulai SIAGA 1, deh.

Caranya sih simple aja. Bersihkan jahe, kemudian potong-potong, lalu di rebus. Kalau sudah dingin, masukkan air jahe itu ke dalam botol. Begitu mau diminum, tinggal di tuang dalam gelas, kemudian campur dengan madu. Untuk anak-anak, air jahe gak perlu banyak-banyak. Soalnya panas banget. Atau, madunya diberikan lebih banyak.

Setelah minum jahe, Sha mulai meler-meler… Tapi terus, bobo nya enak banget. Mungkin karena hidungnya jadi gak mampet.

Sekarang, sha udah gak pilek lagi, jadi bisa dibawa ke dokter untuk imunisasi, deh…

Wednesday, March 23, 2011

Sha’s Sunday School…

Sha 15 mos.


Sudah beberapa minggu ini, kami ikutkan Sha ke Sekolah Minggu. Tujuannya, supaya Sha bisa merasakan beribadah setiap hari minggu, dengan cara yang sesuai dengan usianya. Dan terlebih lagi, supaya Sha bisa bersosialisasi dengan teman-teman (yang hampir) sebayanya.

Pertama kali ikut, Sha gak malu-malu sih. Dia langsung terkesima melihat banyak banget teman-teman yang ada disekolah minggu. Trus, dia dengan excited nya menunjuk ke arah mereka sambil ngomong “kakak…kakak…kakak…”. Lucu banget sih. Maklum lah, selama di rumah, Sha jarang banget bermain dengan anak-anak sebaya. Paling juga lihat anak-anak kecil tetangga yang main sepeda sekitar rumah kami.

Begitu nyanyi lagu puji-pujian, Sha juga ikut tepuk-tepuk tangan dan mengangkat tangannya.

Begitu selesai puji-pujian, anak-anak dibagi kelas berdasarkan usianya untuk mendengarkan Firman Tuhan. Sha termasuk kelas balita. Dengan tema Firman Tuhan yang sama dengan semua kelompok usia, para kakak yang menyampaikan Firman Tuhan menyampaikan dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan kelompok usianya.

Untuk kelas Sha, kakak pembawa Firman membawa alat peraga berupa gambar yang dia tunjukkan kepada anak-anak. Sambil cerita dan sekali-kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan simple buat mereka. Tapi tentunya anak seumur Sha belum bisa terlalu berinteraksi seperti kakak-kakaknya yang berumur 5 tahun. Sha hanya menyimak cerita Firman Tuhan yang disampaikan. Good point. Dan cara itu juga sepertinya bisa saya terapkan di rumah. Setelah itu, Firman Tuhan juga dilanjutkan dengan pelajaran mewarnai. Sha jadi belajar mengenal pensil warna. Tapi saya mesti tetap waspada. Jangan sampai masuk mulut, kena mata, dll.

Anyway, berbicara tentang pendidikan agama, tentunya itu mesti berangkat dari kebiasaan di rumah. Jadi, kami selama ini memang terus melibatkan Sha dalam kegiatan ibadah pribadi kami di rumah. Berdoa sebelum berangkat kerja, berdoa sebelum makan, saat teduh dan baca alkitab sebelum tidur. Memang sih, awalnya Sha nampak gak tertarik. Tapi suatu hari kami sempat surprise juga dengan beberapa moment yang diciptakan Sha. Misalnya pada saat kami selesai berdoa dan bilang “haleluya…”, Sha yang melanjutkan kalimat kami dengan kata “Aaa…” dan kami semua dengan kompak melanjutkan dengan “…miiinnn”. Hahahaha… selama ini, ternyata Sha selalu menyimak (walau nampaknya sibuk sendiri), bahwa setiap doa yang kami naikkan, selalu ditutup dengan kalimat “Haleluya, Amin…”. Atau pada saat kami menyanyikan lagu pujian, tangan Sha otomatis terangkat ke atas, layaknya orang dewasa yang sedang menaikkan lagu pujian dengan khusuk. Oalaahhh.. anak kami Sha, sudah besar rupanya… sudah pandai menirukan perilaku orang, dan bahkan sudah pandai menirukan beberapa kata, kalimatd an lagu. Wah, kami mesti lebih berhati-hati lagi, nih… jangan sampai nanti Sha meniru hal yang gak baik.

Saturday, September 25, 2010

Undian Hadiah Telkom (Katanya...)

Siang tadi, sekitar pukul 11.45, saya dapat telpon dari orang yang mengaku sebagai petugas Telkom cabang Plumpung Jakarta. Dengan masih setengah sadar karena telpon tersebut membangunkan tidur siang saya, saya bertanya ada apa?
Kemudian dia bilang "semalam Telkom melakukan undian dan nomor telpon ibu menjadi salah satu nomor yang beruntung terpilih untuk mendapat TV merk T****a, disamping itu, dapat juga bantuan kredit Rp 15 jt untuk mendirikan usaha, yang disponsori oleh salah satu Bank di Indonesia. Untuk bisa mengambil hadiahnya, ibu harus datang ke kantor Telkom cabang Gatot Subroto hari ini juga dengan melakukan konfirmasi sebelumnya via telpon". Saya lihat jam, ternyata sudah hampir jam 12 siang. Saya bilang aja..."Sekarang? Bukannya udah tutup, mas?" Lalu dia bilang "...belum, bu...".

Hmm...kayaknya ada yang aneh dari awal. Dan insting saya mengatakan untuk gak percaya sama si penelpon ini. Tapi tanpa memberikan informasi apapun dan meminta informasi lebih lanjut, saya pun menyudahi pembicaraan telpon itu dengan bilang bahwa saya nanti akan hub kantor Telkom Gatot Subroto, dan gak lupa juga bilang terimakasih.
Begitu telpon saya tutup, saya cari info ttg adanya undian hadiah dari Telkom. Info yang saya dapat sbb :
  1. Memang benar bbrp bulan kmrn ada undian dari Telkom Flexi, tapi pemilik nomor telpon terlebih dulu harus melakukan pendaftaran nomor telpon Telkom/Flexi untuk bisa ikut undian tersebut. Faktanya, kami tidak pernah melakukan pendaftaran no telpon rumah kami, kok.
  2. Ada artikel di internet yang ceritanya sama seperti yang kami alami. Kejadiannya menimpa salah seorang masyarakat di Bengkulu. Dan setelah di cek ke Telkom, mereka menyatakan bahwa Telkom saat ini sedang tidak mengadakan undian berhadiah.

Karena dari awal kami sudah tidak percaya dengan orang yang menelpon kami tersebut, disamping sekarang ini banyak banget modus penipuan yang berkedok pemberian hadian, jadi kami lanjutkan lagi tidur siang kami...

Wednesday, September 22, 2010

Nonton TV, perlukah…?

"Tadi pagi dalam perjalanan menuju kantor, saya mendengarkan acara yang disiarkan di salah satu radio di Jakarta, mengenai manfaat dongeng bagi pertumbuhan anak"


Sayangnya saya tidak mendengar acara tersebut dari awal. Tapi saya sempat dengar bahwa ada pengalaman seorang ibu yang anaknya menjadi autis karena terlalu banyak nonton TV, terbawa oleh pengasuhnya yang juga suka nonton TV sambil mengasuh si anak.

Saya jadi shock juga. Sebegitu besarkah pengaruh TV buat anak? Akhirnya saya browsing di internet dan menemukan satu artikel bagus dari mommygadget.

Tadinya saya pikir efek negatif dari TV hanya adanya radiasi yang disebabkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari TV tersebut, dan adanya program-program TV yang kurang bermutu yang kurang mendidik untuk anak. Sehingga untuk anak, saya berikan dia tontonan anak-anak yang cukup mendidik. Tapi ternyata tidak hanya itu … Ada hal lainnya yang mulai jadi pertimbangan saya untuk mematikan TV dirumah saat sedang bersama dengan anak saya yang saat ini berusia hampir 10 bulan dan mulai tertarik dengan beberapa iklan di TV …
Sebagaimana yang disebutkan dalam artikel di atas dan dari siaran radio yang saya dengar tadi pagi, selain gelombang elektromagnetik yang dipancarkan TV dan akan merusak mata anak, ternyata ada hal lainnya yang bisa menjadi pertimbangan kita untuk mematikan TV...
  • Menonton TV tidak melatih anak mengembangkan kemampuan visualnya. Karena saat menonton TV, mata anak nyaris tidak bergerak akibat gambar-gambar TV yang bergerak dan berubah secara cepat dan menyebabkan otak pikir (otak pikir = otak kanan, yaitu otak yang merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. RED) tidak mempunyai cukup waktu untuk memproses image dan mencerna apa yang dilihatnya. Padahal otak pikir memerlukan waktu 5-6 detik untuk memproses gambar setelah mendapatkan stimulus. Dibandingkan dengan membaca buku, mata anak bergerak membaca tulisan, baik ke kiri maupun ke kanan. Dan anak juga memiliki waktu yang cukup untuk mencerna setiap tulisan.
  • Menonton TV menyebabkan daya kreativitas anak menjadi berkurang, karena TV sudah menyuguhkan visual (gambar) dan audio (suara). Hal ini membuat anak tidak perlu repot lagi berfikir dan berimajinasi, sehingga ada bagian tertentu di otak pikir yang kurang distimulasi dan dilatih untuk menciptakan gambaran (yang merupakan fondasi dari angan-angan, intuisi, inspirasi, dan imajinasi). Dibandingkan dengan membaca buku yang tidak banyak gambarnya, anak-anak akan lebih dilatih untuk mengembangkan imajinasi mereka atas setiap kalimat yang telah mereka baca. Kalau dipikir-pikir lagi, ada benarnya juga. Saya jadi ingat pernah merasa kecewa pada saat menonton Harry Potter dan the Davinci Code karena gambaran film tersebut dalam imajinasi saya pada saat saya membaca novelnya, lebih dari yang disajikan di film-nya.
  • Membacakan dongeng sebelum tidur kepada anak-anak kita, adalah saat yang sangat baik untuk menjalin interaksi dan komunikasi dengan mereka. Apalagi kalau kita sudah sibuk seharian bekerja di kantor. Tidak hanya untuk anak-anak kita, kita juga jadi bisa melepaskan stress. Malam hari adalah saat dimana otak anak dapat menyerap dengan maksimal. Jadi sebaiknya, dongeng atau cerita yang kita pilih adalah yang memiliki nilai moral yang baik, sehingga anak kita juga bisa belajar dari ceritanya. Tidak ada salahnya juga membacakan dongeng yang sama berulang-ulang, selama sang anak belum bosan tentunya. Hal ini bisa membuat anak ingat ceritanya, dan lama-lama bisa gantian mereka yang bercerita kepada kita. Coba juga untuk mengarang cerita dan memancing mereka untuk melanjutkan cerita kita. Disamping bisa melatih kreativitas kita, juga akan melatih kreativitas anak kita. Kalau anak kita sudah mulai bisa membaca sendiri, ajar mereka untuk membaca sendiri. Namun tetap kita dampingi di awalnya, untuk membantu mereka jika mengalami kesulitan dan memperkenalkan kosakata baru.
So, what do you think?