Pernah nonton film a Walk to Remember-nya Mandy Moore, kan? Udah lama bangeeetttt siiihhh.. Tapi, there’s a several things that i remember about that movie. After all, I think it’s so romantic.
Film ini menceritakan tentang Jamie Sullivan (Mandy Moore), anak tunggal, yang hanya tinggal berdua dengan bapaknya yang seorang pendeta. Nah, si Jamie ini digambarkan sebagai cewek yang ga gaul, kutu buku, and so on. Sementara itu, digambarkan satu sosok cowok bernama Landon Carter (Shane West) yang badung. Mereka berdua, kemudian falling in love to each other. Sang Bapak yang pendeta itu tadinya ga merestui anaknya pacaran sama si Badung Landon itu. Alasannya adalah, (jelas) karena ga mo reputasi anaknya rusak karena dekat dengan cowok nakal itu. Secara, Jamie cuman anak satu-satunya. Trus, alasan satu lagi adalah karena Jamie juga ternyata punya penyakit leukemia. Bapaknya jadi over protective banget, jadinya. Tapi tetap Landon berusaha ngedapetin Jamie meskipun dia tahu kalo umur Jamie tinggal sebentar lagi.
OK, sampe disini ceritanya emang biasa banget, sih... Tapiii...best partnya adalah waktu Landon berusaha memenuhi impian-impian Jamie sebelum meninggal, seperti :
- Punya tatoo kupu-kupu. Tapi berhubung dari keluarga yang sangat religus, jadinya impossible buat dia untuk punya tatoo. Trus, Landon kemudian memasangkan sticker tatoo kupu-kupu di bahu Jamie.
- Berada di dua tempat sekaligus pada waktu yang sama. Landon kemudian ‘menculik’ Jamie di suatu malam, untuk membawanya ke suatu perbatasan terdekat. Lalu, Landon menuntun Jamie, untuk berdiri di perbatasan wilayah tersebut.
It’s all so simple. Tapi buat saya, romatis banget... Dan lumayan bikin nangis-nangis darah.
Ngomong2 soal impian, saya juga dari dulu punya impian yang ‘gila’ yang blum kesampean sampe sekarang ... Impian gila, dalam artian sesuatu yang pengen banget saya lakuin, but i really can’t imagine myself doing those things :
- Bungy Jumping. Tapi, mesti ‘meneguhkan hati’ dulu sehari semalem, sebelum bungy jumping. Tapi mo nya langsung dari ketinggian yang paling tinggi. Tapi...apa saya bakal tetep stay alive, abis bungy jumping? Apa ga ntar malah jadi bego saking syok dan stress gara-gara bungy jumping?? Xixixixiixixi...Spupu saya malah jadi high phobia gara-gara bungy jumping.
- Dibonceng pembalap motor sejago Valentino Rossi trus ikutan balapan di sirkuit (pengen ngerasain adrenalin tinggi, tapi ga bisa ‘nyupir’ motor sendiri...xixixixi). Saya pilih pembalap yang jago, soalnya saya pengen memperkecil kemungkinan saya dibuat jatoh dari motor... *ga mo rugi*
- Pengen jadi pembalap . Terinspirasi sama Rally Marina (thx 2 Remmy, udah bantuin ingetin nama cewek ini).
Tapi, apa mungkinnnn? Hmmmmmm...... I dunno, dehhh...
No comments:
Post a Comment